Kondisi ketenagakerjaan Indonesia menunjukkan jumlah pengangguran sudah mencapai 45,2 juta. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,65 juta orang penganggur terdidik (Kompas, 2009).
Data lain mengatakan dari jumlah penganggur terbuka 65,71 persen adalah pengangguran terdidik. Ditambah tiap tahun perguruan tinggi melahirkan wisudawan baru yang tidak bisa diserap oleh lapangan kerja yang ada.
Kesempatan kerja kian sempit. Persaingan kerja makin ketat.
Melihat kondisi ini, tentu tak perlu berkecil dan bersedih hati. Mendapatkan pekerjaan bukanlah hal utama dalam hidup ini. Rezeki bisa datang dari pintu mana saja. Tidak selalu berasal dari gaji. Ingat orang-orang terkaya didunia didominasi oleh mereka para pengusaha bukan pegawai.
Bila jeli, kita bisa melihat banyak peluang. Dalam menghadapi kondisi ketidakpastian yang tinggi saat ini, yang diperlukan kreativitas dalam menjemput rezeki.
Jangan memandang remeh hobi dan minat pada bidang tertentu. Hobi bisa menjadi sumber penghasilan. Gagasan bisnis bisa berawal dari hobi dan minat. Banyak pengusaha sukses memulai dari hobi.
Dalam ilmu psychology of success, dari 2000 orang sukses yang diteliti, ternyata 80 persen diantaranya, orang yang menyukai apa yang dia lakukan. Faktor menyukai menghadirkan energi sukses yang punya daya dorong luar biasa.
Seperti Bill Gates sewaktu masih muda mempunyai hobi komputer dan melakukannya dengan tekun, sehingga menjadi pengusaha yang sukses dan terkaya di dunia.
Mooryati Soedibyo, pendiri dan pemilik PT Mustika Ratu memulai usaha dari hobi. Sebagai putri keraton, Mooryati terbiasa meracik jamu dan kosmetika alami.
Kegemaran traveling membawa Ina Damayanti menerjuni bisnis di bidang tour dan travel. Kini Ina menjadi Direktur PT Fajarayu Erapratama.
Kurniawan Junaedhie tak menyangka hobinya memelihara tanaman hias menjadikannya sebagai jutawan. Kurniawan membuka gerai tanaman hias yang diberi nama Toekang Keboen, dipusatkan di kawasan tanaman hias BSD City, Serpong. Kurniawan meninggalkan profesi wartawan yang sudah ditekuninya selama 30 tahun.
Mulai saat ini, kita perlu menanyakan pada diri sendiri. Bila bidang ilmu yang ditekuni semasa duduk di bangku sekolah dan kuliah kurang menjadi hobi, mungkin kesukaan kita terhadap sesuatu bisa sebagai inspirasi.
Tak perlu gengsi menekuni hobi kita. Misalnya saja, memelihara hewan kesayangan (kucing, ikan hias, marmut, hamster, ayam, burung, dll.), tanaman hias, koleksi barang antik dan unik (uang kuno, perangko, serangga, daun kering), lanskap, traveling, mendaki gunung, mancing, memasak, membuat kue, menjahit, menulis, membuat pernak-pernik fashion, dan merias.
Bisa juga hobi naik kendaraan (mobil, sepeda motor, sepeda, balap), berbahasa, desain grafis, main Internet, bahasa, olah raga dan sebagainya. Mulailah menekuni hobi secara serius. Lalu sesuaikan kompetensi atau hobi tersebut dengan kebutuhan pasar dan peluang industri di masyarakat.
Misalnya kita hobi naik sepeda motor. Kita kuasai seluk beluk sepeda motor. Nah, kita bisa membuka bengkel, jual beli aksesoris, atau modifikasi sepeda motor.
Selain itu, kita terus menambah pengetahuan mengenai hobi. Banyak membaca buku, koran, majalah bisnis dan buku-buku sejenis. Kita membaca trend yang sedang naik daun.
Mengamati kebutuhan-kebutuhan pasar yang belum terpenuhi. Melihat kesempatan niche market (ceruk pasar) yang terabaikan, dan mencari peluang-peluang untuk meningkatkan nilai produk serta layanan yang telah ada.
Banyak mengobrol dan diskusi dengan orang yang berwawasan luas dan terbiasa menangkap peluang bisnis. Sering bergaul pula dengan orang yang berpengalaman dan ahli di bidang tersebut.
Tak lupa periksa kemudahan untuk masuk dan menerjuni dunia bisnis berbasis hobi tersebut. Maksudnya, memperkirakan alokasi modal, waktu dan tenaga yang dibutuhkan dalam mengelola bisnis, sehingga cukup matang untuk menantang kompetitor yang sudah eksis.
Gencarkan promosi dan publikasi produk kita melalui berbagai cara. Memasarkan via Internet bisa menjadi pilihan atau menggunakan berbagai media promosi yang kreatif misalnya mengundang beberpa teman atau saudara untuk datang dan mencoba berbagai produk yang kita buat atau miliki dan meminta mereka untuk memberikan kesan-kesan positifnya sehingga akan menjadi word of mouth promotion yang luar biasa.
Nah, kalau usaha sudah menampakkan hasil, jangan puas dulu. Tahan diri untuk bersenang-senang dan menikmati. Laba yang diperoleh, diputar lagi untuk mengembangkan bisnis.
Sumber : Arief yogo prayoga
Salam "Go Blog"
Data lain mengatakan dari jumlah penganggur terbuka 65,71 persen adalah pengangguran terdidik. Ditambah tiap tahun perguruan tinggi melahirkan wisudawan baru yang tidak bisa diserap oleh lapangan kerja yang ada.
Kesempatan kerja kian sempit. Persaingan kerja makin ketat.
Melihat kondisi ini, tentu tak perlu berkecil dan bersedih hati. Mendapatkan pekerjaan bukanlah hal utama dalam hidup ini. Rezeki bisa datang dari pintu mana saja. Tidak selalu berasal dari gaji. Ingat orang-orang terkaya didunia didominasi oleh mereka para pengusaha bukan pegawai.
Bila jeli, kita bisa melihat banyak peluang. Dalam menghadapi kondisi ketidakpastian yang tinggi saat ini, yang diperlukan kreativitas dalam menjemput rezeki.
Jangan memandang remeh hobi dan minat pada bidang tertentu. Hobi bisa menjadi sumber penghasilan. Gagasan bisnis bisa berawal dari hobi dan minat. Banyak pengusaha sukses memulai dari hobi.
Dalam ilmu psychology of success, dari 2000 orang sukses yang diteliti, ternyata 80 persen diantaranya, orang yang menyukai apa yang dia lakukan. Faktor menyukai menghadirkan energi sukses yang punya daya dorong luar biasa.
Seperti Bill Gates sewaktu masih muda mempunyai hobi komputer dan melakukannya dengan tekun, sehingga menjadi pengusaha yang sukses dan terkaya di dunia.
Mooryati Soedibyo, pendiri dan pemilik PT Mustika Ratu memulai usaha dari hobi. Sebagai putri keraton, Mooryati terbiasa meracik jamu dan kosmetika alami.
Kegemaran traveling membawa Ina Damayanti menerjuni bisnis di bidang tour dan travel. Kini Ina menjadi Direktur PT Fajarayu Erapratama.
Kurniawan Junaedhie tak menyangka hobinya memelihara tanaman hias menjadikannya sebagai jutawan. Kurniawan membuka gerai tanaman hias yang diberi nama Toekang Keboen, dipusatkan di kawasan tanaman hias BSD City, Serpong. Kurniawan meninggalkan profesi wartawan yang sudah ditekuninya selama 30 tahun.
Mulai saat ini, kita perlu menanyakan pada diri sendiri. Bila bidang ilmu yang ditekuni semasa duduk di bangku sekolah dan kuliah kurang menjadi hobi, mungkin kesukaan kita terhadap sesuatu bisa sebagai inspirasi.
Tak perlu gengsi menekuni hobi kita. Misalnya saja, memelihara hewan kesayangan (kucing, ikan hias, marmut, hamster, ayam, burung, dll.), tanaman hias, koleksi barang antik dan unik (uang kuno, perangko, serangga, daun kering), lanskap, traveling, mendaki gunung, mancing, memasak, membuat kue, menjahit, menulis, membuat pernak-pernik fashion, dan merias.
Bisa juga hobi naik kendaraan (mobil, sepeda motor, sepeda, balap), berbahasa, desain grafis, main Internet, bahasa, olah raga dan sebagainya. Mulailah menekuni hobi secara serius. Lalu sesuaikan kompetensi atau hobi tersebut dengan kebutuhan pasar dan peluang industri di masyarakat.
Misalnya kita hobi naik sepeda motor. Kita kuasai seluk beluk sepeda motor. Nah, kita bisa membuka bengkel, jual beli aksesoris, atau modifikasi sepeda motor.
Selain itu, kita terus menambah pengetahuan mengenai hobi. Banyak membaca buku, koran, majalah bisnis dan buku-buku sejenis. Kita membaca trend yang sedang naik daun.
Mengamati kebutuhan-kebutuhan pasar yang belum terpenuhi. Melihat kesempatan niche market (ceruk pasar) yang terabaikan, dan mencari peluang-peluang untuk meningkatkan nilai produk serta layanan yang telah ada.
Banyak mengobrol dan diskusi dengan orang yang berwawasan luas dan terbiasa menangkap peluang bisnis. Sering bergaul pula dengan orang yang berpengalaman dan ahli di bidang tersebut.
Tak lupa periksa kemudahan untuk masuk dan menerjuni dunia bisnis berbasis hobi tersebut. Maksudnya, memperkirakan alokasi modal, waktu dan tenaga yang dibutuhkan dalam mengelola bisnis, sehingga cukup matang untuk menantang kompetitor yang sudah eksis.
Gencarkan promosi dan publikasi produk kita melalui berbagai cara. Memasarkan via Internet bisa menjadi pilihan atau menggunakan berbagai media promosi yang kreatif misalnya mengundang beberpa teman atau saudara untuk datang dan mencoba berbagai produk yang kita buat atau miliki dan meminta mereka untuk memberikan kesan-kesan positifnya sehingga akan menjadi word of mouth promotion yang luar biasa.
Nah, kalau usaha sudah menampakkan hasil, jangan puas dulu. Tahan diri untuk bersenang-senang dan menikmati. Laba yang diperoleh, diputar lagi untuk mengembangkan bisnis.
Sumber : Arief yogo prayoga
Salam "Go Blog"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda.....