Banyaknya pengguna Facebook tentu saja menarik perhatian perusahaan-perusahaan untuk memasang iklan mereka di situs tersebut. Dan itu mengantarkan Zuckerberg sebagai orang terkaya ke-321 di dunia versi majalah Forbes. Nilai kekayaannya diperkirakan mencapai 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 17,4 triliun!
Kekayaan sebesar itu tentu luar biasa untuk ukuran pemuda yang baru berusia 25 tahun. Apalagi dia ternyata tidak tamat kuliah alias drop out.
Zuckerberg / (
Mark Elliot Zuckerberg) menciptakan
Facebook saat ia menjadi mahasiswa psikologi di
Universitas Harvard, Amerika Serikat (AS). Meski kuliah di jurusan psikologi, Zuckerberg jago membuat program komputer, hanya untuk bersenang-senang.
Mungkin karena latar belakang jurusan psikologi, ia gemar membuat situs sosial. Situs pertama yang dibuat adalah Coursematch.com. Sejak itu, Zuckerberg masuk ke wilayah yang kemudian menjadi salah satu andalan Facebook: mengintip. Orang bisa mengintip mata kuliah apa yang diambil orang lain.
Program ini lumayan populer tapi kemudian berantakan. Penyebabnya, Zuckerberg menjadikan laptopnya sebagai server sehingga tidak kuat dengan banyaknya orang yang menggunakannya. Ia juga menciptakan Facemash, yang memungkinkan para pengguna mengukur daya tarik orang lain.
Nah, tepat lima tahun lalu, saat baru berusia 20 tahun, pemuda kelahiran 14 Mei 1984, ini meluncurkan “the Facebook” khusus untuk mahasiswa Universitas Harvard. Nama itu mengikuti daftar yang mesti diisi mahasiswa dan staf baru Universitas Harvard.
Hanya dalam 24 jam setelah diluncurkan, 1.200 mahasiswa Harvard sudah jadi anggota. Dalam sebulan, separuh warga Harvard menjadi anggota. Keberhasilan ini membuat Zuckerberg membuka keanggotaan “the Facebook” untuk seluruh mahasiswa Boston lain, tidak hanya Harvard. Belakangan dibuka bagi mahasiswa Ivy League - kelompok delapan kampus paling top AS - kemudian seluruh mahasiswa di AS.
Nama “the Facebook” berubah menjadi Facebook.com setelah alamat ini dibeli Zuckerberg dengan harga 200 ribu dolar AS (Rp 2,3 M) mulai Agustus 2005. Sebulan setelah namanya menjadi Facebook, anak SMA bisa menjadi anggota. Bulan berikutnya, Zuckerberg membuka akses “the Facebook” untuk siapapun asal usianya di atas 13 tahun sehingga beredar sampai Indonesia.
Situs ini gratis dan mendapat keuntungan dari iklan. Isinya juga terus dikembangkan, termasuk menerima program kecil, seperti Scrabble, dipasang di halaman Facebook. Sejak tahun lalu, di seluruh dunia Facebook sudah mengalahkan MySpace sebagai situs sosial paling populer. Di Indonesia, pengguna situs sosial Friendster banyak yang bermigrasi ke Facebook.
Agak sulit menjelaskan mengapa Facebook bisa demikian terkenal sehingga sampai ada perusahaan memblok situs ini di server mereka dengan alasan karyawannya lebih memilik ber-Facebook daripada bekerja.
Yang jelas, pada pengguna cenderung menjadi seperti ‘misionaris’. Mereka akan berkhotbah mengenai hebatnya Facebook dan membujuk orang lain menggunakannya. Mereka akan membujuk temannya, tidak hanya via email, tapi langsung. Bahkan ada yang membuatkan akun Facebook agar temannya bergabung.
Anak jenius
Mark Zuckerberg dikenal jenius dan menggemari komputer sejak SMP. Dia mengendalikan Facebook dengan cerita kontroversi, mulai dari ide pembuatan sampai cara mengendalikan komputer.
Pada dasarnya Zuckerberg itu sudah dikenal jenius. Di SMA, ia masuk tim matematika sekolah, tim Olimpiade Iptek, kelompok musik, grup penggemar bahasa Latin, sampai bermain anggar, olahraga yang paling ia kuasai. Pada 2000, ia bahkan tercatat sebagai pemain terbaik saat kejuaraan anggar wilayah New York.
Tapi yang benar-benar diakui adalah jagonya menyusun program untuk Internet sehingga dua raksasa teknologi informasi AS, AOL dan Microsoft, pernah berusaha merekrut saat ia belum kuliah.
Dia intim dengan komputer saat ia mendapat hadiah komputer dari ayahnya pada kelas 6 SD. Segera saja bocah ini membeli buku tentang membuat program komputer paling dasar: “C++ for Dummies” Ayahnya dokter gigi di White Plains, New York. Ayahnya memasukkannya di sekolah negeri sampai lulus SMP. Baru di SMA, ayahnya mengirim ke sekolah asrama swasta mahal Phillips Exeter Academy.
Di kelas tiga SMP, ia menciptakan versi komputer permainan papan Risk yang berlatar belakang Kekaisaran Romawi. Di SMA, ia makin terkenal sebagai pakar komputer. “Mereka itu murid paling jago komputer di sekolah,” kata Kristopher Tillery, teman sekelas yang membuat situs dengan Zuckerberg. Situs itu memungkinkan murid Exeter membeli makanan kecil via Internet.
Ditawar Microsoft -AOL
Zuckerberg dan teman sekamar di asrama, Adam D’Angelo, menulis program pemutar MP3 bernama Synapse. Program ini bisa melacak kegemaran para pemutarnya dan tercium dua raksasa teknologi informasi, Microsoft dan AOL.
Dua perusahaan itu tak hanya berusaha membeli programnya, tapi juga merekrut mereka. Tapi keduanya menolak.
Zuckerberg memilih jadi “anak biasa” dan kuliah di Harvard dengan jurusan yang jauh dari dunia komputer: psikologi (meski ia juga mengambil kuliah-kuliah komputer). Di sana, ia membuat sejumlah aplikasi dan website bagi mahasiswa.
Sebagai anak kuliahan, Zuckerberg juga jatuh cinta. Tapi cintanya ditolak. Setelah bermabuk-mabukan untuk melupakan patah hati, dia kembali ke dunia komputer. Ia merancang program kurang ajar yang meledek para teman-teman kuliah ceweknya di situs yang ia namai Facemash.com. Isinya sederhana.
Ia mencuri data teman-teman cewek sekelas, dipajang di Facemash. Pengunjung bisa membandingkan dengan yang lain. Semula ia bahkan ingin membandingkan dengan binatang, tapi dibatalkan.
Situs ini menjadi top di Harvard. Dalam semalam, 450 mahasiswa Harvard mendaftar dan membuka 22 ribu halaman. Dalam beberapa jam, otoritas Harvard mencium ulah kurang ajar itu dan Zuckerberg diminta menutup situsnya.
Dituduh curi gagasan
Ide membuat Facebook sudah beredar cukup luas di Harvard. Sepuluh bulan sebelum Facebook diluncurkan, seorang mahasiswa keturunan India, Divya Narendra, sudah menggagas situs sosial bagi mahasiswa.
Zuckerberg ditawari mengerjakan situs itu dan bersedia. Belakangan ia malah membuat program sendiri - dan bernama Facebook - sehingga Narendra menuduh Zuckerberg mencuri gagasannya.
Zuckerberg membuat Facebook bersama Dustin Moskovitz, Chris Hughes, dan dibantu dana oleh Eduardo Saverin. Zuckerberg keluar dari Harvard gara-gara Sean Parker, satu di antara pendiri Napster.
Saat itu, Parker melihat pacarnya, yang kuliah di Stanford, dan teman-temannya penjadi pecandu Facebook. Parker mengajak Zuckerberg dan Saverin bertemu dan bercerita bagaimana mengumpulkan modal di Lembah Silikon, California.
Kurang dari sebulan, Parker sudah bertemu dengan para pendiri Facebook ini di Palo Alto, Lembah Silikon. Segera saja Parker mempertemukan mereka dengan para pemodal dan akhirnya menjadi sejarah.
Sumber: http://www.tribunbatam.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=23791&Itemid=1